-->

Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Dan Beton Bertulang

Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Dan Beton Bertulang

[RAB] Pekerjaan pondasi batu kali dikerjakan mengikuti panjang bangunan sesuai bentuk denah, hal ini dimaksudkan meneruskan beban dinding yang dipikulnya, setelah itu pekerjaan beton. Salah satunya adalah sloof sebagai pengikat antara pondasi dan dinding, kolom, ring balk, dan bagian bangunan lainnya yang menggunakan bahan beton.

a. Pekerjaan pondasi batu kali

Pondasi batu kali dibuat menerus sepanjang dinding bangunan berfungsi sebagai penahan beban di atasnya untuk diteruskan ke daya dukung tanah. Untuk perbandingan campuran adukan pasangan batu kali adalah 1:3 atau 1:5, untuk campuran 1 semen 3 pasir untuk pasangan di tempat yang kedap air. Terdapat 2 macam tipe pondasi pada pelaksanaan ini, yaitu tipe A dan tipe B.

1. Pondasi tipe A (pondasi standar)

Pondasi batu kali tipe A memiliki lebar pondasi atas 30 cm dan lebar pondasi bawah 65 cm dengan tinggi pondasi 65 cm dibuat menerus.


V = (a + b) x h x p / 2 

Keterangan:

V = Volume pondasi batu kali tipe A
a = Lebar pondasi atas
b = Lebar pondasi bawah
t = Tinggi pondasi
p = Panjang pondasi

2. Pondasi tipe B (pondasi menerus)

Pondasi batu kali menerus bagian pinggir berfungsi sama seperti pondasi tipe A. Biasa digunakan perbandingan campuran adukan semen dan pasir 1:3 atau 1:5. Pondasi ini biasa digunakan pada pagar bangunan atau berbatasan dengan bangunan sébelah.


Konsep perhitungan volume pondasi tipe B sama dengan tipe A, kemudian kedua volume tipe pondasi tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah volume seluruh pondasi.

b. Pekerjaan beton bertulang

Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pekerjaan sloof, kolom, ring balk, meja dapur, lis plank, topi beton, dan lain-lain.

Perbandingan campuran bahan pengisi beton biasa digunakan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 koral (split).

1. Sloof beton

Sloof beton diletakkan sepanjang pondasi batu kali untuk meratakan beban yang bekerja pada pondasi dan berfungsi sebagai pengikat struktur bawah. Untuk bangunan sederhan digunakan ukuran 15 cm x 20 cm dengan tulangan pokok berjumlah empat dengan diameter 10 mm dan cincin berdiameter 8 mm berjarak 15 cm sampai dengan 20 cm.

Penampang sloof beton yang digunakan diletakkan di bawah dinding dan di atas pondasi.

Volume sloof beton dihitung dengan satuaan m³.

V = b x h x p

Keterangan:

V = Volume sloof beton
b = Lebar penampang sloof beton
h = Tinggi penampang sloof beton
p = Panjang pondasi

2. Kolom beton praktis

Kolom beton sering disebut tiang beton adalah bagian dari struktur bangunan bagian atas dalam posisi vertikal yang berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan meneruskan beban di atasnya. Persyaratan pemasangan kolom agar tidak terjadi retakan pada dinding bata dan plesteran, maka kolom beton harus digunakan setiap 12 m² pasangan dinding bata.

Pada bangunan rumah sederhana tidak bertingkat digunakan ukuran 13/13, dengan tulangan pokok berjumlah 4 berdiameter 10 mm dan cincin berdiameter 8 mm berjarak 15 cm sampai dengan 20 cm. Penampang kolom beton yang dipakai lebar 13 cm dan tebal 13 cm.

Volume kolom beton dihitung dengan satuaan m³.

V = b x h x t x Σk

Keterangan:

V = Volume kolom beton
b = Lebar kolom beton
h = Lebal kolom beton
t = Tinggi kolom
Σk = Jumlah kolom


3. Beton ring balk 13/20

Beton ring balk adalah bagian struktur atas yang terletak di atas pasangan bata yang berfungsi sebagai tumpuan konstruksi atap di atasnya dan sebagai pengikat pasangan dinding bata di bawahnya.

Pada bangunan rumah sederhana digunakan ring balk dengan ukuran 13/20 atau 15/20 dengan tulangan pokok berjumlah 4, diameter 10 m dan sengkang diameter 8 mm berjarak 15 cm atau 20 cm.

Ring balk juga dipasang pada sopi-sopi dinding bagian pinggir atau batas samping kanan ataupun kiri.

Volume beton ring balk dihitung dengan satuan m³.

V = b x h x p

Keterangan:

V = Volume total ring balk
b = Lebar beton ring balk
h = Tinggi beton ring balk
p = Panjang beton ring balk


3. Beton meja dapur

Meja dapur biasanya didesign menggunakan cor-coran dari beton. Maka perlu untuk dihitung volumenya,

Volume beton meja dapur biasa dihitung dengan satuaan m³.

V = b x l x p

Keterangan:

V = Volume beton meja dapur
b = Tebal meja dapur
l = Lebar meja dapur
p = Panjang meja dapu

4. Beton lis plank 8/40

Beton lis plank merupakan bidang horizontal pada atap yang berfungsi untuk memperindah bentuk atap.

List plank biasa dihitung dengan satuaan m³.

V = b x h x p

Keterangan:

V = Volume beton lis plank
b = Tebal beton lis plank
h = Tinggi beton lis plank
p = Panjang beton lis plank


5. Beton topi teras

Beton topi teras sering disebut juga dengan kanopi. Fungsinya untuk menghalang cahaya atau hujan yang dapat langsung masuk ke dalam rumah. Kanopi dapat dipasang di teras atau di atas jendela kamar.

Volume beton topi biasa dihitung dengan satuaan m³.

V = b x h x p

Keterangan:

V = Volume topi beton
b = Lebar topi beton
h = Tebal topi beton
p = Panjang topi beton

5. Beton lantai kerja

Beton lantai kerja adalah campuran beton dengan perbandingan agregat 1 pasir : 3 semen : 5 koral dengan ketebalan 5 cm yang ditempatkan di antara pasir urug dan lantai keramik.

Fungsi dari lantai kerja adalah sebagai konstruksi penstabil tanah dan urugan pasir dan juga dapat memperkuat keramik sehingga tidak terjadi penurunan lantai.

Volume beton lantai kerja biasa dihitung dengan satuaan m³.

V = l x h x p atau V = L x h

Keterangan:

V = Volume beton lantai kerja
h = Tebal lantai kerja
l = Lebar ruangan
p = Panjang ruangan
L = Luas lantai keramik


Baca cara menghitung volume:
Pekerjaan Persiapan, Galian Dan Urugan
Pekerjaan Pasangan Dinding Dan Plesteran
Pekerjaan Lantai Dan Dinding
Pekerjaan Plafon
Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela
Pekerjaan Sanitasi dan Instalasi
Pekerjaan Finishing

Share this:

Disqus Comments